5 Jenis Tradisi Perayaan Tahun Baru dalam Masa Peradaban Kuno

Tradisi Perayaan Tahun Baru dalam Masa Peradaban Kuno

Perayaan Tahun Baru telah ada sejak zaman peradaban kuno, dengan beragam tradisi menarik dari budaya Mesopotamia, Romawi, Mesir, Tiongkok, dan Persia. Setiap peradaban mengaitkan perayaan ini dengan elemen-elemen unik, mulai dari festival selama 12 hari hingga penghormatan terhadap dewa-dewa dan bintang. Berikut adalah gambaran singkat mengenai lima tradisi Tahun Baru kuno yang selama ini memukau sejarah:

1. Mesopotamia Kuno - Festival Akitu

• Periode Perayaan: Selama 12 hari, dimulai setelah bulan baru pertama setelah titik balik musim semi (ekuinoks) pada akhir Maret.

• Penghormatan: Para dewa, dengan mengarak patung-patung dewa di jalan-jalan kota dan melalui ritual-ritual simbolis.

• Unikasi: Ritual penghinaan terhadap raja, di mana ia harus bersumpah di depan dewa dan ditampar pendeta tinggi untuk meneteskan air mata sebagai tanda persetujuan ilahi.

2. Romawi Kuno - Penghormatan kepada Dewa Janus

• Tanggal Tahun Baru: Awalnya disesuaikan dengan titik balik musim semi, akhirnya ditetapkan pada 1 Januari.

• Dewa Penyembah: Janus, dewa berwajah dua melambangkan transisi dari masa lalu ke masa depan.

• Tradisi Penting: Salamucapan dan persembahan kepada Janus untuk mendapatkan keberuntungan di tahun yang baru.

3. Mesir Kuno - Hubungan dengan Sungai Nil dan Bintang Sirius

• Waktu Perayaan: Awal tahun baru diprediksi saat bintang Sirius pertama kali muncul setelah 70 hari absen.

• Festival Wepet Renpet: Dihormati sebagai waktu kelahiran kembali dan peremajaan, sering dirayakan dengan pesta serta ritual keagamaan.

4. Tiongkok Kuno - Festival Imlek

• Asal Usul: Berawal dari 3.000 tahun lalu pada Dinasti Shang, dirayakan untuk mengusir makhluk mitos ‘Nian’ dengan hiasan merah dan suara nyaring.

• Durasi Perayaan: Selama 15 hari, fokus pada membersihkan rumah, melunasi hutang, dan berkumpul dengan keluarga.

5. Persia Kuno - Perayaan Nowruz

• Masa Awal: Sejak abad ke-6 SM, dirayakan selama 13 hari pada titik balik musim semi di bulan Maret.

• Kontinuitas Tradisi: Tetap dijaga keberlangsungannya meskipun berbagai penaklukan, menjadi bagian dari identitas Persia hingga saat ini.